This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, December 30, 2010

Mengkhayal dan Menulis Karya Fiksi

Mengkhayal adalah sebuah kegiatan yang memainkan fantasi atau angan-angan. Khayalan sangat besar peranannya dalam menulis sebuah karya fiksi karena fiksi adalah rekaan-rekaan. Seorang penulis fiksi mengangankan bagaimana tokoh dan alur cerita yang ditulisnya. Karl May sangat bagus dalam hal ini. Penulis asal Jerman itu terkenal dengan karya fenomenal yang melegenda, yaitu Winnetou.


Karl May menggambarkan tokoh Winnetou yang berasal dari Suku Indian di Amerika, lengkap dengan pengetahuan Karl May tentang kondisi nyata suku Indian saat itu hingga Karl May mampu menghidupkan tokoh itu seolah menjadi sebuah kisah nyata. Demikian juga dengan Marah Roesli, yang terkenal dengan roman fiksi Siti Nurbaya-nya. Sebagaimana Karl May, Marah Roesli mampu memainkan hubungan emosional para pembaca romannya itu hingga banyak orang meyakini kisah roman Siti Nurbaya tersebut nyata adanya.

Untuk membuat karya fiksi seperti dua contoh di atas, seorang penulis harus memiliki beberapa gagasan dan pengetahuan mengenai tempat, budaya, dan persepsi umum tentang tokoh, tempat fiktif yang akan ditulisnya. Penulis harus tetap menulis kondisi obyektifnya. Ada baiknya penulis melakukan observasi tentang obyek yang akan ditulisnya terlebih dahulu. Penulis bisa melakukannya secara langsung maupun mengambil sumber dari studi kepustakaan. Selain itu, penulis perlu mengingat bahwa semua observasi yang dilakukan berupa hal yang dilihat, didengar dan dirasa akan terbentuk menjadi sebuah persepsi melalui sebuah deskripsi.

Otak mempersepsikan keadaan dan hal-hal yang berada di luar diri kita. Otak menyimpannya sebagai sebuah konsep. Konsep (pengetahuan) itulah yang yang menjadi bahan dasar untuk menulis sebuah karya fiksi. Walaupun dalam menulis karya fiksi, seorang penulis bebas berkelana dengan khayalannya, penulis harus tetap menghindari deskripsi kondisi yang sebenarnya. Bila ingin menulis tentang Jakarta, seorang penulis harus menghindari deskripsi Jakarta yang memiliki fasilitas Railway dan Subway. Nah, bagaimana? Tertarikkah Anda mencoba menulis sebuah karya fiksi? (nfr).

Thursday, December 23, 2010

Fiksimini dari @sutanivan

Postingan kali ini adalah hasil karya Fiksimini dari @sutanivan yang berhasil mendapatkan retweet dari @fiksimini

Pria berkacamata. Sambil melihat hujan di balik jendela. I Sepertinya aku mengenalnya I Hey, itu aku. 5:39 PM Nov 27th

PECAH. Kaca di matanya tak sanggup menahan airmata. 1:22 PM Nov 27th

KHUSUS BUAT PRESIDEN. Terbuat dari mata rakyat yg berkaca-kaca akibat harga melambung tinggi. 1:19 PM Nov 27th

KACAMATA RINDU. Setiap kali memakainya, semua wanita berubah seperti kamu. 12:40 PM Nov 27th



Bunuh Diri Dengan Puisi

Jatuh cinta dapat membuat seseorang menjadi penyair dadakan. Kalau keterusan, bisa menjadi penyair sungguhan. Namun yang jelas, seseorang yang sedang jatuh cinta dapat menlis puisi hingga puluhan jumlahnya hanya dalam waktu satu hari. Apalagi jika si pujaan hati memuji puisi yang ditulis. Suasana jatuh cinta memang dapat membuat seseorang menjadi sangat peka atau sensitif. Dapat membuat seseorang dapat mengatasi masalah tanpa masalah, kalau kita meminjam istilah pegadaian. Maka seseorang pun akan mengatakan:

Gunung pun akan kudaki,

lautan pun akan kuseberangi.

Bahkan seorang penyanyi melantunkan:

Tai kucing pun terasa coklat!

Atau menurut Edy Silitonga pada sebuah lagunya:

Jatuh cinta, berjuta rasanya

Biar siang, biar malam, terbayang wajahnya

Menulis puisi memang mengasyikan. Tanpa kita sadari kita bisa terbuai di dalamnya. Seluruh pikiran dan enerji kita terserap ketika kita menuliskannya. Apalagi jika berhasil menuliskannya. Bukan tidak mungkin kita akan membacanya berulangkali hingga hapal sedetil-detilnya. Tetapi tanpa kita sadari pula, kita bisa bunuh diri dengan puisi itu. Kita bisa mengundang kematian lebih cepat dari apa yang tidak kita inginkan. Benarkah?

Boleh percaya atau tidak

Membaca puisi yang ditulis seseorang dapat membuat kita terpukau. Bahkan tidak jarang membuat bulu kuduk kita berdiri. Kita pun bertanya, kok bisa sih sebagus itu. Kata, tanpa disadari, mempunyai kekuatan hipnotis yang tinggi. Kaum hipnotis menggunakan kata-kata untuk menghipnotis seseorang. Para dukun menggunakan kata pada mantera-manteranya. Bahkan di dalam kitab suci terapat ayat: pada awal mulanya adalah ‘kata’. Atau kitab suci lainnya ‘bacalah’. Di dunia modern, kata menjadi alat yang canggih untuk para politisi untuk beretorika di depan umum dan menghipnotis masanya. Iklan, syair-syair lagu dapat menghipnotis kita. Bahkan hanya dengan satu kata yang tidak menyenangkan dari salah seorang teman dijejaring sosial, kita akan me-remove-nya dari pertemanan kita. Begitru berpengaruh dan besarnya kekuatan kata pada kehidupan kita. Tetapi juga dapat mempengaruhi kematian kita.

Ketika saya menulis sebuah puisi tentang kematian, salah seorang teman penyair tiba-tiba mengingatkan saya:

“Hati-hati menulis puisi tentang maut. Ia bisa datang menjemputmu lebih cepat!” katanya dengan sedikit berkelakar.

Saya agak terkejut juga mendengarnya. Apalagi yang mengatakan hal itu adalah seorang teman penyair yang tergolong senior. Kalau bukan penyair senio, mungkin saya tidak akan terkejut. Sebab, bukan tidak mungkin ia sudah mempunyai pengalaman mengenai hal itu.

“Yang bener, Bang?” kata saya mencoba mencari kesungguhan pada wajahnya. Dan saya mencoba meyakinkan diri saya sepenuhnya dengan mengatakan “Persoalan mati kan di tangan Tuhan, Bang.”

“Betul, soal mati memang di tangan Tuhan,” katanya mencoba menjawab apa yang saya katakan. Tapi dengan menulis puisi seperti itu, berarti kamu dipanggil lebih cepat. Puisi itu tidak ubahnya dengan doa, ” sambungnya lagi.

“Serius, nih, Bang?” Ada perasaan tukut tiba-tiba melanda saya.

“Ya, seriuslah. Rasionalnya begini. Ketika kamu menulis puisi itu, konsentrasi kamu, baik perasaan dan pikiran kamu, semuanya mengarah ketema itu. Dengan kata lain, seluruh enerji kamu ke arah itu. Tanpa sadar, kamu bisa tersugesti sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh kamu, sehingga menjadi energi yang negatif. Kamu tahu kan kenapa ketika kamu ke rumah sakit, berobat, dokter kemudian mengatakan kamu tidak apa-apa? Tujuannya juga untuk mensugeti kamu agar sehat. Atau kamu mungkin pernah baca teori Jung pada seseorang, padahal orang itu sehat, tapi kemudian Jung menyarankan orang-orang disekitarnya mengatakan orang itu sakit? Kemudian orang itu benar-benar sakit?” kata teman saya itu panjang lebar.

Saya masih agan tertegun mendengarnya dan mencoba untuk tidak meyakinkan apa yang dikatakannya, hingga membuatnya mengoceh kembali.

“Sekarang begini saja. Coba kamu teliti penulis-penulis yang membicarakan tentang maut atau kematian. Usia mereka rata-rata tidak muda. Chairi Anwar, Amir Hamzah, Kriapur, Hamid Djabar dan lainya, ” katanya dengan tenang.

Saya pun kemudian mencoba melakukan penelitian kecil itu. Saya terkejut dan semua apa yang dikatakan ada benarnya.

Dan meskipun saya tidak percaya sepenuhnya, sejak saat itu, saya segera membuang puisi yang bertema dengan maut atau kematian. Begitu saya menulis dan ada kata maut, segera saya sobek. Saya menepisnya dari seluruh pikiran dan perasaan saya. Sebab, bukan karena takut mati, tapi saya Saya tidak ingin bunuh diri dengan puisi. Dan saya masih ingin seperti yang dikatakan Chairil Anwar: “Aku inging hidup seribu tahun lagi….” Remmy Novaris Dm






FiksiMini Tema: Agama dan TUHAN

INFORMASI HARI KIAMAT BOCOR. Tempat ibadah mendadak penuh. ~ @orizkhalas

LAGI DI PEGADAIAN. Kugadaikan agamaku. Inilah yang paling sempurna, ditaksir dengan harga tinggi. ~ @veecla

HARI PENENTUAN. Timbangan pahala dan dosaku seimbang. Tuhan bingung. Akhirnya hitung kancing baju, surga neraka surga neraka ~ @veecla

SEDANG SIBUK mencabut nyawa. tinggalkan pesan setelah bunyi “beep” ~ @adelliarosa

TEKA TEKI. Agama Tuhanmu apa? ~ @MuthiKN

BERHENTI BERAGAMA. Dokter: “Usia Anda tinggal 3 bulan, Pak.” Pasien: “Tuhan. Kukira Kau pandai menjaga rahasia. Aku kecewa.” ~ @kawanfun

PROMO - Cukup dengan tiga juta rupiah saja, anda dijamin masuk surga. *Syarat dan ketentuan berlaku. ~ @sisogi

RAPAT AKBAR | iblis menyatakan berhenti dari permainan tuhan. Bosan harus berperan

antagonis. ~ @ijamm

AGAMA BARU SEDANG DIBENTUK. Lowongan menjadi malaikat, iblis dan nabi terbuka lebar. ~ @attararya

KEBAKARAN, karena rumahnya dibakar, Tuhan jadi gelandangan. ~ @araitha

“Pak, kolom agama belum diisi” “Emang harus, ya? Mayoritas disini apa pak?” “Lho?” “Buat amannya, Pak” ~ @fitapermatasari

PLIN-PLAN saya sudah 4x ganti agama tapi tetap saja kelaparan. ~ @maruelsmom

CADANGAN. Di tanya beragama apa, ia mengeluarkan seluruh KTP di dompetnya. ~ @novanharjanto

SERTIFIKAT. Agamanya baru saja direvisi pemerintah. Dia buru2 ke badan pertanahan, mengurus sertifikat kavling surganya. ~ @dedirahyudi

INGIN BERTEMU TUHAN. Ia memasukkan kata ‘Tuhan’ pada situs pencarian di internet ~ @ayundaRetno

TITIP. “Ma, aku berangkat kerja ya?” | “Iya Pa, eh agamamu kok ditinggal?” | “Titip dulu, nanti pulang, aku pakai lagi.” ~ @dedirahyudi

Semua terlihat menunduk khusyu di dalam rumah peribadatan. Bukan berdoa, sebagian bermain hp dan sisanya terlelap ~ @reshasavero

BURSA AGAMA. Sesi penutupan bln ini mnunjukkn tren ibadah naik. Tp diperkirakn anjlok 100 poin dlm 2 hr. Index rata2 negatif. ~ @nugiesque

SALES AGAMA. Bingung, baru 5 agama yg terjual. Masih ada 13 lg. Kalau tidak hbs, Tuhan akan memecatnya. ~ @hndrawidyaswara

DALAM LEMARI TUA. Dilipatnya agama itu, rapih, dibawah kopiah dan sarung. Lebaran sdh berakhir. ~ @budisangbasiyo

apa yg mau kamu perbaiki? | agama | kenapa? | aku dapat D ~ @adelliarosa